Senin, 30 April 2012

Musik Bukan Lagi Hiburan Untuk Anak ?

Siapa sih yang tidak mengenal tasya, meisy, tina toon, trio kwek kwek, dan enno lerian? pasti semua yang lahir di tahun 80an menjawab dengan menyanyikan lagu mereka. Tapi coba tanyakan nama mereka ke anak-anak kecil jaman sekarang, yang lahir sekitar tahun 2000an. mungkin mereka bengong karena baru pertama kali mendengar nama-nama itu. kecuali, yah, kalau menyebut nama cherrybelle, smash, peterpan, dan band-band teenager lainnya. Banyak dari mereka bahkan sudah hapal dengan lirik lagu, bahkan dance dari band-band tersebut. atau di kasus yang lain, coba tanya orang-orang dewasa siapa penyanyi cilik idola mereka dan bandingkan dengan jawaban anak-anak jaman sekarang.

Dulu, pada saat saya masih kecil, dari mulai TK sampai dengan SMP (sekitar tahun 1992-2003), program acara-acara yang memperdengarkan lagu-lagu anak-anak seperti rebutan masuk ke setiap stasiun televisi. Sepertinya saat itu program anak-anak sangat laris. Setiap pulang sekolah, saya bisa stay tune di acara ci luk ba!, lalu acara tangga lagu anak-anak dan berlanjut ke film kartun dan superhero berseri. Bahkan di setiap jeda iklan sebelum masuk ke acara lain, video klip lagu anak-anak juga dipakai sebagai pengisi. tentu saja saya hapal sekali lirik lagu anak-anak jaman itu.

Jika dibandingkan antara sekarang dan jaman kanak-kanak saya, acara di televisi sangat jauh berbeda. semua sinetron dan acara musik dewasa merajai program acara televisi. Sebut saja Dahsyat, Inbox, Dering, dll. acara musik Dewasa ini dibuat sedemikian heboh dan menarik banyak penonton untuk, bukan sekedar melihat, tapi me-request lagu yang diputar, mengikuti kuis sponsor, dan titip salam. Wah, kasihan sekali dengan adik-adik yang butuh hiburan edukatif di jam-jam santai mereka selepas sekolah, yang malah disuguhi dengan acara-acara tidak berisi (untuk mereka) seperti ini. Bahkan program sinetron yang memperlihatkan sisi negatif pemain antagonis yang lebih masuk dalam otak mereka.

Saya sangat kecewa dan bahkan geregetan dengan stasiun-stasiun TV yang membuat program-program acara tidak proporsional. harusnya mereka paham bahwa penonton acara-acara mereka bukan hanya orang dewasa, tetapi juga anak kecil. di jam-jam dimana anak-anak bersantai dan salah satu hiburan adalah televisi, seharusnya film kartun, superhero, dan program musik anak-anak menjadi pilihan mereka. Televisi mengklaim bahwa mereka adalah media informasi yang mengedukasi masyarakat. Namun, pada realitanya, mereka justru mempertontonkan hal-hal yang negatif tanpa pesan untuk merubah menjadi baik.

Dewasa ini, banyak sekali musik atau lagu-lagu dengan lirik yang senonoh yang tidak pantas didengar oleh anak dan menurut saya, juga tidak pantas didengar orang dewasa sekalipun, karena terlalu vulgar dan tidak sopan. sebut saja lagu keong racun dan belah duren. lagu-lagu ini sangat vulgar sekali, dengan lirik yang mudah dihapal dan musik yang ringan membuat radio-radio dan televisi banyak memutar lagu ini dan tanpa sadar banyak yang menyanyikan dan menirukan gaya penyanyinya. Sangat mengherankan, untuk lagu-lagu vulgar semacam ini mudah terkenal dan laris di pasaran. Hal ini membuat saya gamang akan masa depan anak-anak Indonesia secara mentalitas.

Lagu-lagu dengan lirik bertemakan percintaan, perselingkuhan, bahkan vulgar marak diperdengarkan di radio dan tempat-tempat publik. lirik lagu tidak mendidik seperti ini jika didengar oleh anak-anak tentunya akan mempengaruhi karakter mereka. Seharusnya anak disuguhi dengan lagu bertemakan heroisme, nasionalisme, pertemanan, empati, kedisiplinan, keceriaan dan tema-tema pembentuk karakter baik lainnya. Sebut saja lagu-lagu ciptaan Ibu Sud, Pak AT Mahmud dan Papa T Bob yang dulu sering diputar di televisi dan lagu-lagu nasional.


Lagu anak-anak memiliki lirik yang menasehati untuk berperilaku baik dan informatif akan hal-hal yang memang seharusnya mereka ketahui seperti dunia binatang, tumbuhan, nama negara, dll. Sehingga isi atau makna lirik dalam lagu anak-anak dapat menumbuhkan karakter baik bagi anak. Pesan baik yang disampaikan dengan cara menyenangkan seperti dinyanyikan akan cepat sampai ke dalam hati. Bayangkan jika setiap hari anak Indonesia mendengarkan lagu dengan pesan yang negatif, karakter buruk pun akan terbentuk di kemudian hari.

Di sini peran orang tua sangatlah penting. orang tua hendaknya menemani dan membimbing anak dalam memilih tontonan atau media lainnya, bukan sekedar membatasi jam/waktu menonton anak. Peran media informasi seperti televisi dan radio juga sangat besar. seharusnya media lebih proporsional, dengan memberikan ruang bagi program anak-anak, khususnya musik anak, untuk broadcast secara kontinu. Dan tak kalah penting adalah peran guru di sekolah untuk mengenalkan lagu-lagu daerah, anak-anak dan nasional dalam belajar di kelas agar selain anak memperoleh pesan positif dari lagu juga membantu guru mengkondisikan kelas lebih rileks dalam proses belajar-mengajar. Dan mungkin di Indonesia perlu dibuat undang-undang penyiaran (yang saya sudah ada, namun pelaksanaannya kurang pengawasan) lebih ketat lagi mengenai hiburan dalam media informasi agar lebih bermoral dan proposional untuk segala umur.

Jumat, 27 April 2012

Menginspirasi dan Terinspirasi di Kelas Inspirasi

hari ini saya demam. setelah 3 hari begadang mengerjakan materi mengajar untuk kelas inspirasi dan hari H tiba juga kemarin, saya kehabisan tenaga dan tepar hari ini.

Kelas inspirasi adalah program yang diadakan oleh organisasi non profit Indonesia Mengajar milik pak Anis Baswedan. Program ini merekrut 200 professional (orang yang sudah bekerja) untuk menginspirasi siswa/siswi 25 Sekolah dasar di Jakarta. Inspirasi yang diberikan berupa mengajar sehari bertemakan Keprofesian. dengan adanya program ini, diharapkan siswa membentuk sendiri cita-cita atau impian mereka dan bersungguh-sungguh untuk mencapainya. cita-cita akan membuat mereka ingin belajar hingga jenjang paling tinggi.

hari rabu, 25 april 2012, menjadi hari bersejarah untuk saya pribadi. setelah mendaftarkan diri di kelas inspirasi melalui form online dan lolos masuk dalam 200 calon volunteer dari 600an pendaftar, saya mengikuti briefing kelas inspirasi di gedung PGAS Jakarta dan bersiap menjalankan tugas sebagai guru sehari. rasanya luar biasa!

pada saat brifing, saya banyak terinspirasi oleh pengajar-pengajar muda Indonesia Mengajar yang aktif, dedikatif, dan kreatif. mereka memperlihatkan gaya mengajar mereka di depan para calon volunteer kelas inspirasi. lalu, bertemu dan mendengarkan sambutan yang sangat inspiratif dari bapak Anis Baswedan tentang manner kita sebagai warga negara Indonesia yang memiliki kewajiban untuk membayar kembali apa yang sudah negara berikan kepada kami dengan, salah satunya, menjadi sukarelawan yang turun langsung ke dunia pendidikan sebagai bayaran atas pwendidikan yang kita dapatkan. wah, benar2 pengalaman yang berharga untuk saya.

setelah diberi waktu persiapan selama seminggu, akhirnya saya dan teman-teman kelompok 3 terjun langsung ke SD Petojo Selatan 2. kami berlatang belakang profesi berbeda-beda, ada banker, product design, fashion designer, manager KAI, public relationship, dan SDM. perasaan yang tidak dapat diungkapkan, antara nervous dan excited, kami menuju kelas masing-masing. saya mengawali kelas 5 lalu kelas 2 dan 3. wah, bener2 jauh dari bayangan saya sebelumnya. setiap kelas yang saya kunjungi selalu menghadirkan senyum dan tawa karena ketertarikan mereka akan mendengarkan materi baru yang belum pernah mereka tahu. saya bercerita mengenai Teknologi Informasi dan Telekomunikasi, dengan beberapa games dan video animasi lucu, membuat 1 jam mengajar saja tidak cukup untuk mereka.

masa kecil memang seharusnya dipakai untuk belajar dengan suka cita, tidak dengan terpaksa. kalau mereka mengenali karakter baik dan cita-cita mereka mulai dini, akan terbentuk pribadi yang bersungguh-sungguh dalam berkerja,berusaha dan belajar. hmmm... harapan saya, apa yang sudah saya berikan kepada mereka, dapat bermanfaat dan menginspirasi. amin..

hari ini, saya masih senyum-senyum sendiri kalau mengingat bagaimana saya mengajar di dalam kelas. riuh, chaos, panas, bingung, senang, wah,,, kalau teringat ini, saya teringat juga bagaimana guru-guru saya mengajar. sungguh, guru adalah perkerjaan mulia karena penuh kesabaran, keikhlasan, dan pengabdian dalam mereka bertugas. terima kasih bapak dan ibu guru, dimanapun kalian sekarang, saya berharap Allah memberikan kebahagian untuk bapak/ibu guru dan keluarga.

saya tidak akan melupakan pengalaman seru dan inspiratif ini. tahun depan jika diberi kesempatan, saya akan mendaftar lagi, insyaAllah...

ini dia foto saya dan teman-teman kelompok 3 sesaat sebelum bertugas :D